Riset; Mendewasakan Bank Syariah Kita

Tahun lalu saya mengikuti agenda Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, yakni Forum Riset Perbankan Syariah (FRPS) yang diselenggarakan di Aula Kampus Pascasarjana Universitas Sriwijaya Pelembang. Tepatnya pada hari kamis, 22 Juli 2010. Acaranya memang disatukan dengan rangkaian agenda Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) dalam rangka Musyawarah Nasional (MUNAS) ke-IX dan Indonesia – ASEAN Islamic Economics Summit 2010. MUNAS bertujuan untuk pergiliran esetafet kepemimpinan FoSSEI nasional untuk mendapatkan 5 (lima) presidium nasional yang baru. Dan baru kali itu FRPS bisa dikelola langsung oleh mahasiswa. Karena memang sebelumnya dikelola secara mandiri oleh Bank Indonesia. Dan memang rencananya adalah memberikan ruang bagi kampus-kampus yang akan jadi penyelenggara FRPS berikutnya. Tentunya untuk bisa berpartisipasi dalam riset perbankan syariah.

Forum Riset Perbankan Syariah (FRPS) adalah wadah bagi para akademisi untuk bisa memaparkan segala macam risetnya tentang perbankan syariah. Agenda ini diakomodasi oleh Bank Indonesia sebagai sarana yang positif pula bagi BI sebagai regulator perbankan syariah dalam mengawasi dan memperoleh input-input untuk kebijakan BI. Diantara riset-riset pilihan hasil seleksi dari panitia call of paper ini mengahadirkan setidaknya 5(lima) judul. Two Step Intermediation Dalam SIstem Akuntansi Perbankan Syariah di Indonesia. Combining zakat, Waqf, and Islamic Micro Finance Institution to Alleviate Poverty Through Empowering Small Medium Enterprises: An Integrated Model. Efektifitas Sistem Pendidikan dan Pelatihan Perbankan Syariah Melalui Penerapan Evaluasi Model CIPP. Kemudian, Penegakan Good Corporate Governance Melalui Peratingan Corporate Governance di Perbankan Syariah : CGCG UGM’s Syariah Rating Model. Dan Indeks Kepatuhan Syariah pada Bank Syariah di Indonesia. Kelima materi di atas dipaparkan di forum untuk kemudian dikaji lebih mendalam dengan adanya tanggapan dari penanggap dan audience.

Atmosfer ilmiah yang terasa begitu kental itu, membuat saya semakin tertarik untuk bisa mengkaji sedkit demi sedikit untuk memberikan pendangan dan pemikiran saya mengenai perbankan syariah, terutama di Indonesia. Saya memahami betul bahwa tidak hanya dirasakan oleh kalangan praktisi saja bahwa perbankan syariah Indonesia kini masih sangat banyak pekerjaan rumahnya. Kesulitan dan kesalahan di sana sini menyebabkan reaksi masyarakat begitu beragam. Pendapat yang konservatif skpetis mengkritik pedas dengan menyatakan bahwa bank syariah hanya label saja. Tidak ada bedanya dengan bank konvensional. Cuma cari-cari pasar baru saja untuk meraup untung semata. Ada pula yang lumayan moderat lah. Bahwa bank syariah kini sedang berkembang dan masih mencari jati dirinya yang ideal. Tunggu saja beberapa tahun lagi. Dan ada pula yang loyal. Pokoknya yang penting ngga menunjukkan bahwa bank syariah tidak menajdikan instrument bunga sebagai bagian dari transaksi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia (Insan) Sebagai Objek Kaderisasi

Ketuban Pecah Dini Tak Harus Berakhir Operasi Caesar

Konsep Dasar Akuntansi