Berterimakasih Pada Pak Polisi Di Ramadhan Ini

Polisi yang punya catatan buruk di masyarakat dengan segala kepongahannya membuat siapapun penghuni tanah surga ini (Indonesia) geram. Kasus korupsi yang banyak seolah diabaikan. Atau jika tidak, lama sekali prosesnya. Kemudian, di tubuh struktur kepolisian itu sendiri juga begitu banyak problem sana sini. Dari dugaan adanya mafia kasus, dan sebagainya. Hhh. Saya sendiri kadang geram sendiri saat melihat berita soal ini. Duh, tolong dong pak segera diusut. Keburu dilumitin. He. Nah, pandangan kita pun melihat polisi juga bisa dihitung yang punya pikiran positif. Ya, setidaknya mendukung segala bentuk aksi aparat dari hasil kebijakannya. Kan untuk kepentingan umum juga. Lalu sisanya, waah jangan harap. Wong ditilang terus kok. He. Lalu kesal. Lalu marah. Lalu..??? ya begitulah. Apa yang jadi tindakan polisi selalu diduga ada "udang dibalik bintang." Waduh, istilah apa pula. Piss.

Sekali lagi saya sendiri memandangnya agak parsial soal integritas ini. Berarti kurang lebih ada dua kacamata yang saya pakai. Padahal ga pake kacamata. Tu kan istilah saja. Kembali, bahwa sisi kekurangan adalah hal yang masih tetap menjadi perhatian masyarakat untuk secara kontinu memberikan suara-suaranya secara langsung atau tidak langsung. Demi keadilan juga. Dan demi penegakan hukum di negara kita pula. Serta, sebagai masyarakat yang mencoba setidaknya mengawasi tindak-tanduk aparat kita. Namun, sisi kacamata lain yang diganakan adalah pengakuan kita terhadap apa yang telah dilakukan oleh kepolisian dengan aksi-aksi prestatif mereka. Wahh, pak polisi Geer. Ga pa saya cuma guyon.^_^. Keberhasilannya mencegah aksi terorisme. Menangkap dan menindaknya. Lalu pengusutan aksi kriminalitas. Penertiban masyarakat dan lalu lintas. Dan yang lainnya. Saya kira anda juga tau.

Boleh jadi Anda menyatakan, "Ya, kan itu tugas mereka. Kenapa mesti repot-repot diakui lalu dihormati?" Bagi saya memang ada benarnya juga sih. Tapi, bagi saya semua itu pilhan, bukan tugas. Pilihan pak polisi untuk menjadi aparat penegak hukum. Mengatur lalu lintas, menjaga keamanan masyarakat. Menindak kriminalitas. Dan menjamin ketertiban umum. Adalah pilihan yang saya akui juga sama mulianya dengan amalan-amalan lainnya. Baik ritual atau ibadah pada umumnya. Kalau Anda menanyakan hal itu, saya sendiri punya pertanyaan balik. " Mengapa pula Anda atau kita punya pilihan menjadi diri kita yang sekarang dengan segala yang kita miliki ..?? Ting...ting...ting. Bingung. Boleh jadi ada jawaban, " Ya, kan itu hak saya bro. Kita kan sudah dijamin kemerdekaannya." Ya, ya bolehlah. Kalau itu jawabannya, berarti boleh dong pak polisi kita menyatakan hal sama.?? Kan merdeka juga. Nah, sekali lagi bagi saya itu PILIHAN, BUKAN TUGAS. Kalau tugas, maka kebaikan-kebaikan kita juga dianggap layaknya tiugas. Lalu tidak patut diakui dan dihormati. Maka, dengan cara pandang demikian kita punya kacamata yang jauh lebih objektif dalam menilai orang lain. Dengan lebih normatif dan apa adanya. Karena apa adanya, maka kita bisa jauh lebih mudah menghargai orang lain karena kebaikannya. Dengan menafikan perilaku buruk yang pernah ia lakukan. Tapi, dalam hal ini upaya-upaya prudent (kehati-hatian) tetap dijaga. Karena orang bermuka dua juga banyak.^_^.
Muaranya adalah kita berharap keharmonisan t
*foto 1 : http://heneey.blogspot.com/2009_10_01_archive.html
*foto 2 : http://www.karawanginfo.com/?tag=club-motor
*foto 3 : http://surabaya.detik.com/readfoto/2008/09/03/183406/999842/473/1/polisi-bagi-bagi-takjil
*foto 4 : http://202.59.168.245/galeri_detail.php?id=1
*foto 5 : http://202.59.168.245/galeri_detail.php?id=1
*foto 4 : http://202.59.168.245/galeri_detail.php?id=1
*foto 5 : http://202.59.168.245/galeri_detail.php?id=1
Komentar
Posting Komentar