Memahami Berarti Memaafkan


Bersama kesabaran ada kaidah bahwa kita sesungguhnya punya daya tahan pribadi dalam soal menerima sesuatu sebagaimana ia adanya. Dan sebagian besar kesempitan jiwa adalah karena kita mengukur dunia bagaimana kita adanya. Ada subjektifitas di ranah itu. Melihat sekeliling dengan kaca mata seorang perfectionist. Tidak ada yang salah memang soal kaca mata itu, karena satu waktu kita perlu mengenakannya untuk keperluan tertentu. Tapi disini soal tepat penggunaannya dengan teap tidaknya dalam hal waktu

Kaidah memahami sesuatu itu apa adanya adalah wilayah kemapanan kita soal pemaafan. Memenangkan diri dari syahwat pembenaran diri yang terlalu dini. Karena semua tercipta dari proses-proses dan tahapan-tahapan. Dan dapat dibenarkan dalam sayriat kita bahwa kemaslahatan umat lebih didahulukan ketimbang syariat yang sifatnya cabang.

Karena proses tarbiyah kita relatif cukup lama, maka tuntutannya adalah semakin murni fitrah kita sebagai manusia. Proses tarbiyah tidak membentuk kita menjadi dan memiliki sifat layaknya malaikat yang selalu beribadah kepada Allah. Tapi tarbiyah adalah proses pemurnian sifat kita agar kebaikan-kebaikan diri mendominasi dibandingkan keburukan. Maka urutannya adalah semakin luas peta pemikiran kita semakin lapanglah dada kita. Karena kita tahu dan cerdas, maka kita yang harus paham. Paham bahwa orang-orang di sekeliling kita ternyata masih berada pada pemikiran jahil. Tuntutan memahami lebih diprioritaskan ketimbang memaksakan kehendak pribadi agar masyarakat melakukan begini-dan begini. Maka ketika dalam dakwah Rasulullah yang sedemikian besar penolakan dan perlawanan terhadap diri beliau, ada tawaran dari Malaikat Jibril untuk memusnahkan kaumnya dengan langkah praktis. Tapi keluhuran beliau berbicara lain. Beliau tetap berdakwah dengan penuh kasih sembari sangat yakin bahwa suatu saat mereka (kaumnya) akan sadar apa yang beliau sampaikan. Mereka pada saat itu hanya belum memahami apa sebenarnya maksud diutusnya Rasul dan kebenaran fakta risalah dari Rabbul Alamin. Berarti ada ruang pemaafan dalam hal dakwah beliau terhadap kaumnya yang menolak dikarenakan ada ketidakmengertian saat itu.

Untuk saat ini maafkanlah mereka karena ketidakmengertian maksud kita. Tindakan yang semoga menjadikan kita lebih mulia di hadapan ALlah. Tindakan yang membuahkan semakin besar kesabaran kita. Maafkanlah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia (Insan) Sebagai Objek Kaderisasi

Ketuban Pecah Dini Tak Harus Berakhir Operasi Caesar

Konsep Dasar Akuntansi