Gerakan Kepahlawanan

Ternyata pahlawan itu ada di sini. Saat semua orang mencari-cari keberadaannya ia muncul di tempat yang boleh dibilang ‘asing’. Entah apa penyebabnya. Tapi kaidah umumnya sepertinya memang begitu. Pahlawan itu sebelum kemunculannya berada pada rumah ‘pembinaan’ yang menjadi taman ilmu mereka untuk kelak akan hadir di tengah carut-marut masyarakat. Saat dimana tak lagi ada yang sanggup menghadapi berbagai problem-problem kemanusiaan. Para pahlawan saat ini sedang berada pada tahap di’tata’ kepribadiannya. Dikelola potensinya. Dan diarahkan afiliasinya.

Mereka memang tidak dikenal banyak orang. Dan dipikr-pikir memang tak perlu dikenal siapapun. Karena mereka punya komitmen bahwa yang harusnya dirasakan masyarakat adalah amal dan karya mereka, bukan kepopuleran mereka. Pada hakikatnya amal dan karya tidak perlu tahu lebih jauh siapa yang ‘memproduksi’ nya. Dan pahlawan pada umumnya secara konsisten beramal bagi orang lain sembari sangat yakin bahwa ia akan populer diantara makhluk-makhluk langit. Terutama Allah sebagai penciptanya.

Kaidah lainnya para pahlawan itu tidak ‘berserakan’. Tidak sendirian. Tidak pula mau selalu sendirian. Mereka terkapitalisasi dalam satu ikatan. Ukhuwah. Ikatan persaudaraan yang dilandasi pada nilai-nilai hakiki. Bukan kepentingan apalagi bermaksud merusak nilai kepahlawanan saudaranya. Persaudaraan ini dirindukan banyak orang. Persaudaraan ini dikatakan oleh Umar bin Khattab sebagai anugerah Allah yang paling besar setelah keimanan. Dan karenanya ia sulit untuk diwujudkan jika tidak dilandasi keimanan kepada Allah.

Setelah para pahlawan disatukan dengan ikatan persaudaraan. Dan setelah ter’visualisasikan’ tujuan atau visi bersama mereka mengikatkan diri dalam satu jama’ah pergerakan. Yang amalnya jadi amal kolektif (amal Jama’i). Dimana nilai kepahlawanan masing-masing mereka terpetakan menurut peran unggulannya. Sehingga yang tampak bukan lagi pesona sang pahlawan, tapi telah nampak pesona bangunan jama’ah gerakan kepahlawanan. Yang juga dapat kita simpulkan pesona itu memancar dari bangunan Islam yang bahan dasarnya adalah nilai-nilai kepahlawanan para pahlawan.

Maju terus para pahlawan. Agar umat ini bisa bangkit dari tidur-tidur panjang yang melenakan. Dan kelak Allah akan bangkitkan kita dengan kemuliaan sebagaimana pahlawan-pahlawan-Nya. Hingga kita nanti bisa melepas rindu bersama dengan saling cerita di sana, syurga.  Amin 

.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia (Insan) Sebagai Objek Kaderisasi

Ketuban Pecah Dini Tak Harus Berakhir Operasi Caesar

Konsep Dasar Akuntansi