Jika Tidak Mengerti, Carilah Hikmah


Sering kita menemukan ragam syariat yang Allah turunkan melalui wahyu dalam Al Qur’an kepada kita hambaNya yang menyisakan ruang ketidakmengertian. Pada ragam yang lain ialah takdirnya yang menyimpan kerahasiaan akan situasi lain dimana akal dalam jangka pendek tidak mampu menerima apalagi merabanya. Namun disitulah letak asasinya, kepatuhan dan penghambaan diri secara totalitas kita hadirkan sebagai bagian dari ibadah kita kepada Allah SWT. Yakni dengan menerima segala syariat dan takdriNya menjadi bagian dari kehidupan kita yang mengikat. Pada ruag ketidakmengertian itulah seringnya pula terlintas bermacam pikiran-pikiran mengenai satu syariat ke syariat yang lain, satu kejadian ke kejadian lainnya, satu peristiwa ke peristiwa lainnya. Pikiran itulah yang bisa terspekulasi untuk memikirkan yang tidak semestinya dipikirkan tentang Allah. Maka, jalan yang menjadi batas agar ada sedikit penjelasan dan sebagai bagian yang meneguhkan iman yang hampir boleh jadi tidak tersisa, ialah dengan mengenali hikmah dan meresapinya menjadi pembahasan dialog antara hati dengan pikiran. Dengan demikian, hati yang telah menyelami ragam hikmah pada setiap ketetapan Allah SWT, ia menjadi penuntun pikiran untuk bisa memahami kembali bahwa Allah punya situasi lain yang mau Ia hadirkan bagi kita, yang dengan situasi yang kita inginkan sebelumnya, boleh jadi kita akan lupa pada KeMahabesaranNya.

Momen ini, Idul adha ini, jangan terlalu sibuk mencari – cari mengapa hewan kurban yang dikurbankan tidak jauh-jauh dari kambing atau domba, sapi atau kerbau dan onta. Sebab tidak ada penjelasan syariat yang spesifik menjelaskan mengapa demikian. Tapi diantara hikmah yang tersirat ialah bahwa pada jenis-jenis hewan tersebut, ketika momentumnya, harus dikurbankan secara missal dan dalam jumlah yang besar, namun pada jenis – jenis hewan itu pula, saat ini dan dimanapun tidak pernah terdapat masalah dalam hal populasi dan menyebabkan kepunahan. Yang jelas, syariat sekali lagi, tidak berdiri di atas hikmah, hanya saja, bagi kita, saya tentunya sangat perlu meneguhkan iman atas syariat yang Allah tetapkan tersebut. Dan bagi syariat yang lain, kita perlu juga memahami apa hikmah yang menambah situasi kejiwaan kita lebih merasakan kedekatan diri kepada Allah, Tuhan Semesta Alam.

Selamat Idhul Adha 10 Dzulhijjah 1432 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia (Insan) Sebagai Objek Kaderisasi

Ketuban Pecah Dini Tak Harus Berakhir Operasi Caesar

Konsep Dasar Akuntansi