Beyond Politics, Economics & Society ; An Introduction

Tidak sekedar suatu gagasan atau definisi umum atau konvensional. Tidak sekedar konsep implementatif bagi sebuah bangsa. Kita mau semua tatanan pengelolaan negeri ini segera dituntaskan pada wilayah-wilayah filosofis teoritis. Tergagas ide raksasa apa yang dimaksud dengan politik, ekonomi dan masyarakat. Apa definisinya, peran fungsi ketiga-tiganya, dan hubungan diantara ketiganya pula. Gagasan yang melatari urgensi dari pembahasan tiga elemen ini ialah didasari pada poros inti peradaban dunia, aktor dalam lakon sejarah semua zaman, yakni negara, pasar dan rakyat. Maka, gagasan yang coba diurai satu persatu atas tiga “actor” perdaban itulah, sebuah ide tentang perangkat yang mewujudkannya juga sama pentingnya dengan penyempurnaan tiga poros inti tersebut. Ialah politik bagi penyempurnaan sebuah konsep negara, ekonomi bagi gagasan tentang pasar, dan masyarakat sebagai struktur pembentuk rakyat sebuah bangsa.
Belajar dari berbagai peradaban yang dipergilirkan untuk semua kaum yang ada di dunia ini, kita setidaknya bisa mencoba mencari format patokan (benchmark) dalam menggagas semua bidang kehidupan yang mendukung kehidupan secara holistic itu sendiri. Bagi individu sebagai struktur terkecil dalam tatanan dunia hingga paradaban sebagai bentuk wajah kolektifitas komunal yang memvisualisasikan suatu zaman tertentu. Hingga saat ini tercatat setidaknya beberapa peradaban dunia yang dipergilirkan bagi kaum-kaum atau bangsa di dunia.
Peradaban Yunani Kuno (Helenisme)
Peradaban ini ditetapkan sebagai dasar peradaban dunia kuno dengan bidang pembangunan perdabannya di bidang filsafat dan ilmu adab. Diantara tokoh yang juga sampai saat ini menjadi ‘penguasa’ pemikiran dunia abad modern adalah Socrates, Plato, Aristoteles. Yang bisa diserap dari perdaban ini tentang gagasan ilmu politik ialah pada adanya levelisasi dari sebuah kota yang berdaulat(terhormat). Sebagaimana Plato mengemukakan bahwa kota yang terhormat terdiri dari para ahli filsafat, bala tentara, dan peringkat ketiga adalah pekerja dan petani. Dengan uraian bahwa para ahli filsafat dijadikan satu-satunya hukum sedang peringkat setelahnya diabaikan dari tatanan mereka. Tentara, sebagai peringkat kedua dalam tatanan peradaban menurut Plato, diletakkan undang-undang yang sangat keras (membunuh), menafikan rasa kepribadian individu, yang dengannya tidak diperkenankan dari kalangan prajurit mempunyai hak kepemilikan, tidak boleh berkeluarga, baik beristri maupun memiliki anak. Bagi mereka, wanita sebagai milik bersama diantara para tentara. Sedang anak-anak yang lahir dari para wanita tersebut yang tidak diketahui siapa ayahnya, maka dianggap sebagai anak-anak negara. Dan para pekerja dan petani, mereka hanya diperuntukkan bekerja keras mematuhi kepada para hakim dan tentara. Tidak punya hak secara bebas.
Karena kehidupan pada perdaban yunani memberikan kebebasan yang tidak dibimbing suatu petunjuk, maka semua interaksi politik, ekonomi dan sosial kemasyarakatan juga sama fatalnya dengan kebebasan yang terlewat batas itu. Para ahli filsafat, secara implisit dalam pemikiran ekonomi, membenarkan membunuh anak-anak sebagai alasan dalam meringankan kepadatan penduduk dan sumber penghidupan (rezeki), yang kemudian dapat mengakibatkan kemiskinan, kelaparan, dan tandusnya bumi. Pada bidang sosial kemasyarakatan, gagasan berporos pada gagasan Aristoteles, dimana menjadikan perbudakan dinisbatkan sebagai status yang sah dan dianggap sebagai suatu pekerjaan yang patut diberi upah. Karena penguasa dalam hal ini adalah para hakim, maka kedudukan masyarakat yang rendah harus patuh atas hukum-hukum yang diputuskan oleh para hakim. Oleh karena kedudukan rendah itulah menyerahkan jasadnya untuk dijadikan sebagai budak.
Peradaban yunani bukanlah contoh peradaban yang baik dalam hal akhlak (Will Durrant).
Peradaban India
Berdiri sejak 1003 SM (sebelum Masehi). Yang tampak ke permukaan sejarah peradaban India ialah adanya pembagian kasta. Diantaranya ialah Brahma (tukang sihir dan ahli agama), Ksatria (ahli perang), Waisa (petani dan pedagang), dan Sudra(pembantu dan budak). Dimana Brahma, yang terdiri dari para ahli, menciptakan perundang-undangan dan politik yang disepakati oleh negara sebagai undang-undang resmi dan sebagai pedoman agama dalam kehidupan negara, termasuk kota-kota. Sekarang terkenal dengan yang disebut Manusastra. Brahma memiliki keistimewaan dan hak-hak ketuhanan. Mereka sebagai barisan tuhan dan raja bagi seluruh makhluk. Sedang kasta lainnya, dengan bebas sekehendak kasta Brahma memperlakukannya.
Peradaban Persia
Peradaban ini gemilang pada masa pemerintahan Sasaniyah sejak pertengahan kurun ketiga sebelum masehi. Unggul di bidang politik dan ketatanegaraan serta peperangan. Agama resmi mereka Zoroaster, yang bahasa Fahlawiyah sebagai bukti kemajuan bidang adab dan hikmah.
Peradaban Romawi
Perdaban ini telah sampai pada peradaban dan terwujud tatanan masyarakat yang menjadi struktur negara adidaya yang menentukan hukum dunia yang luas, selain bangsa Persia. DR. Ahmad Syalabi mengemukakan,”Romawi menguasai Eropa kira-kira selama dua kurun pada permulaan awal sebelum kelahiran Isa. Kemudian menguasai Syria pada 65 SM dan menguasai Mesir pada tahun 30 SM. Karena itu Romawi menjadi peradaban paling strategis di Eropa, dimana negeri timur tunduk pada Romawi. Mereka berada di bawah hukum kekuasaan romawi dalam ketertindasan, kerendahan yang ditetapkan di atas kekuatan penciptaan (kejeniusan) dan pemikiriran bangsa romawi. Tenggelam dalam kilauan perkembangan di bawah kekejaman Kaisar Nero.
Dari segi sosial kemasyarakatan, bangsa romawi terbagi atas dua kelas masyarakat, yakni kalangan majikan dan budak. Majikan berhak atas seluruh haknya, sedangkan budak tidak berhak memperoleh kedudukan yang mutlak dalam masyarakat.
Dari beberapa peradaban yang telah menjadi landasan peradaban modern saat ini, meskipun tidak pada semua bidang terilhami dari peradaban-peradaban tersebut, setidaknya memberikan referensi yang dapat digunakan sebagai pilihan-pilihan dalam meyusun format gagasan politik, ekonomi dan masyarakat yang ideal sebagai muara dari segala upaya semua warga bangsa dalam mewujudkan negara yang akomodatif dan adil bagi warga negara, pasar yang kondusif sebagai sarana mewujudkan kesejahteraan warga negara, serta rakyat yang makmur dalam kemajemukan. Lantas dalam konsepsi seperti apa politik yang menciptakan tatanan negara yang diidam-idamkan sebagai perwujudan dari seluruh kepentingan individu yang mesti diatur. Oleh sebab, kepentingan masing-masing individu akan berbenturan dengan kepentingan satu sama lain, apabila tidak ada seperangkat hukum yang mengikat diantara mereka. Pun demikian dengan konsepsi ekonomi, maupun masyarakat itu sendiri. Tapi, yang manakah diantara pilihan-pilihan yang telah disajikan sejarah peradaban dunia dahulu, mestinya secara objektif kita perlu mengkajinya satu persatu, agar tidak ada tendensi yang terlalu besar pada konsepsi tertentu, tetapi lebih menyerahkan “hakim” atas konsepsi masa depan tentang lebih dari sekedar politik, ekonomi dan masyarakat, kepada kebenaran hakiki dengan proses yang empiric sebagai suatu ilmu pengetahuan. sehingga, gagasan raksasa yang kemudian terejawantah dalam wujud yang nyata diimplementasikan tidak hanya diterima oleh anggota semesta peradaban dunia ini, tetapi juga benar-benar tervisualisasikan satu kenyataan peradaban yang indah dan gemilang, seindah dan segemilang konsepsi yang ditawarkan. Semoga.
Belajar dari berbagai peradaban yang dipergilirkan untuk semua kaum yang ada di dunia ini, kita setidaknya bisa mencoba mencari format patokan (benchmark) dalam menggagas semua bidang kehidupan yang mendukung kehidupan secara holistic itu sendiri. Bagi individu sebagai struktur terkecil dalam tatanan dunia hingga paradaban sebagai bentuk wajah kolektifitas komunal yang memvisualisasikan suatu zaman tertentu. Hingga saat ini tercatat setidaknya beberapa peradaban dunia yang dipergilirkan bagi kaum-kaum atau bangsa di dunia.
Peradaban Yunani Kuno (Helenisme)
Peradaban ini ditetapkan sebagai dasar peradaban dunia kuno dengan bidang pembangunan perdabannya di bidang filsafat dan ilmu adab. Diantara tokoh yang juga sampai saat ini menjadi ‘penguasa’ pemikiran dunia abad modern adalah Socrates, Plato, Aristoteles. Yang bisa diserap dari perdaban ini tentang gagasan ilmu politik ialah pada adanya levelisasi dari sebuah kota yang berdaulat(terhormat). Sebagaimana Plato mengemukakan bahwa kota yang terhormat terdiri dari para ahli filsafat, bala tentara, dan peringkat ketiga adalah pekerja dan petani. Dengan uraian bahwa para ahli filsafat dijadikan satu-satunya hukum sedang peringkat setelahnya diabaikan dari tatanan mereka. Tentara, sebagai peringkat kedua dalam tatanan peradaban menurut Plato, diletakkan undang-undang yang sangat keras (membunuh), menafikan rasa kepribadian individu, yang dengannya tidak diperkenankan dari kalangan prajurit mempunyai hak kepemilikan, tidak boleh berkeluarga, baik beristri maupun memiliki anak. Bagi mereka, wanita sebagai milik bersama diantara para tentara. Sedang anak-anak yang lahir dari para wanita tersebut yang tidak diketahui siapa ayahnya, maka dianggap sebagai anak-anak negara. Dan para pekerja dan petani, mereka hanya diperuntukkan bekerja keras mematuhi kepada para hakim dan tentara. Tidak punya hak secara bebas.
Karena kehidupan pada perdaban yunani memberikan kebebasan yang tidak dibimbing suatu petunjuk, maka semua interaksi politik, ekonomi dan sosial kemasyarakatan juga sama fatalnya dengan kebebasan yang terlewat batas itu. Para ahli filsafat, secara implisit dalam pemikiran ekonomi, membenarkan membunuh anak-anak sebagai alasan dalam meringankan kepadatan penduduk dan sumber penghidupan (rezeki), yang kemudian dapat mengakibatkan kemiskinan, kelaparan, dan tandusnya bumi. Pada bidang sosial kemasyarakatan, gagasan berporos pada gagasan Aristoteles, dimana menjadikan perbudakan dinisbatkan sebagai status yang sah dan dianggap sebagai suatu pekerjaan yang patut diberi upah. Karena penguasa dalam hal ini adalah para hakim, maka kedudukan masyarakat yang rendah harus patuh atas hukum-hukum yang diputuskan oleh para hakim. Oleh karena kedudukan rendah itulah menyerahkan jasadnya untuk dijadikan sebagai budak.
Peradaban yunani bukanlah contoh peradaban yang baik dalam hal akhlak (Will Durrant).
Peradaban India
Berdiri sejak 1003 SM (sebelum Masehi). Yang tampak ke permukaan sejarah peradaban India ialah adanya pembagian kasta. Diantaranya ialah Brahma (tukang sihir dan ahli agama), Ksatria (ahli perang), Waisa (petani dan pedagang), dan Sudra(pembantu dan budak). Dimana Brahma, yang terdiri dari para ahli, menciptakan perundang-undangan dan politik yang disepakati oleh negara sebagai undang-undang resmi dan sebagai pedoman agama dalam kehidupan negara, termasuk kota-kota. Sekarang terkenal dengan yang disebut Manusastra. Brahma memiliki keistimewaan dan hak-hak ketuhanan. Mereka sebagai barisan tuhan dan raja bagi seluruh makhluk. Sedang kasta lainnya, dengan bebas sekehendak kasta Brahma memperlakukannya.
Peradaban Persia
Peradaban ini gemilang pada masa pemerintahan Sasaniyah sejak pertengahan kurun ketiga sebelum masehi. Unggul di bidang politik dan ketatanegaraan serta peperangan. Agama resmi mereka Zoroaster, yang bahasa Fahlawiyah sebagai bukti kemajuan bidang adab dan hikmah.
Peradaban Romawi
Perdaban ini telah sampai pada peradaban dan terwujud tatanan masyarakat yang menjadi struktur negara adidaya yang menentukan hukum dunia yang luas, selain bangsa Persia. DR. Ahmad Syalabi mengemukakan,”Romawi menguasai Eropa kira-kira selama dua kurun pada permulaan awal sebelum kelahiran Isa. Kemudian menguasai Syria pada 65 SM dan menguasai Mesir pada tahun 30 SM. Karena itu Romawi menjadi peradaban paling strategis di Eropa, dimana negeri timur tunduk pada Romawi. Mereka berada di bawah hukum kekuasaan romawi dalam ketertindasan, kerendahan yang ditetapkan di atas kekuatan penciptaan (kejeniusan) dan pemikiriran bangsa romawi. Tenggelam dalam kilauan perkembangan di bawah kekejaman Kaisar Nero.
Dari segi sosial kemasyarakatan, bangsa romawi terbagi atas dua kelas masyarakat, yakni kalangan majikan dan budak. Majikan berhak atas seluruh haknya, sedangkan budak tidak berhak memperoleh kedudukan yang mutlak dalam masyarakat.
Dari beberapa peradaban yang telah menjadi landasan peradaban modern saat ini, meskipun tidak pada semua bidang terilhami dari peradaban-peradaban tersebut, setidaknya memberikan referensi yang dapat digunakan sebagai pilihan-pilihan dalam meyusun format gagasan politik, ekonomi dan masyarakat yang ideal sebagai muara dari segala upaya semua warga bangsa dalam mewujudkan negara yang akomodatif dan adil bagi warga negara, pasar yang kondusif sebagai sarana mewujudkan kesejahteraan warga negara, serta rakyat yang makmur dalam kemajemukan. Lantas dalam konsepsi seperti apa politik yang menciptakan tatanan negara yang diidam-idamkan sebagai perwujudan dari seluruh kepentingan individu yang mesti diatur. Oleh sebab, kepentingan masing-masing individu akan berbenturan dengan kepentingan satu sama lain, apabila tidak ada seperangkat hukum yang mengikat diantara mereka. Pun demikian dengan konsepsi ekonomi, maupun masyarakat itu sendiri. Tapi, yang manakah diantara pilihan-pilihan yang telah disajikan sejarah peradaban dunia dahulu, mestinya secara objektif kita perlu mengkajinya satu persatu, agar tidak ada tendensi yang terlalu besar pada konsepsi tertentu, tetapi lebih menyerahkan “hakim” atas konsepsi masa depan tentang lebih dari sekedar politik, ekonomi dan masyarakat, kepada kebenaran hakiki dengan proses yang empiric sebagai suatu ilmu pengetahuan. sehingga, gagasan raksasa yang kemudian terejawantah dalam wujud yang nyata diimplementasikan tidak hanya diterima oleh anggota semesta peradaban dunia ini, tetapi juga benar-benar tervisualisasikan satu kenyataan peradaban yang indah dan gemilang, seindah dan segemilang konsepsi yang ditawarkan. Semoga.
Komentar
Posting Komentar