Dituntun Rindu


Apa sebab yang melatari gemuruh itu hadir mengisi ruang kosong di hati tidak begitu menyadarinya. Muncul begitu saja. Tapi apa yang kemudian terpikirkan ialah pada sekumpulan orang –orang yang satu per satu lewat di perlintasan pikiran. Tentang kebaikan-kebaikan mereka dan memori kebersamaan dalam berjuang mengundang keridhoan Allah SWT hadir pada tiap jenak-jenak pertemuan. Candanya, tangisnya, tidak lain untuk semakin melekatkan hati-hati yang bersih meski terpisah raga.

Apa yang tergambar dalam jiwa yang sedang rindu, adalah apa yang tergerak dalam raga. Jika belum lagi ada kesempatan, maka menahan diri karenanya selalu mengajak saudara dekatnya, menangis. Tidak mesti berderai air mata, sebab gerimis di hati sudah bagian dari isyarat bahwa jiwa sedang menangis. Tapi jika pada kadar yang melebihi kemampuan diri menahan tangisan jiwa di hati, ia dengan sendirinya merusak ketahanan fisik yang membendung air mata terurai. Sampai-sampai tanganmu lihai menghelanya di wajah, khawatir ada orang yang tidak berhak mengetahui bahwa engkau sedang menangis, lantas menjadi tau. Sebab kamu tidak punya jawaban selain apa yang benar-benar dirasakan, sebab kamupun akan kelu juga akhirnya.

Tentang keluargamu. Kamu berharap bisa berkumpul kembali kelak disana. Merawat kembali canda tawa merekah ketika di dunia. Berbincang-bincang sembari bercengkerama lepas bebas, sampai lelah, hingga cinta berbekas. Tentang karib kerabatmu. Kamu juga berharap bisa bertemu kembali kelak disana. Mengulang – ulang peristiwa kekentalan persaudaraan di dunia. Bercerita-cerita tentang beragam nikmat yang Allah hadirkan saat di dunia. Membangga-banggakan amal-amal kepahlawanan bagi orang lain bersama dukanya, perihnya, kerumitannya. Sampai menangis bersama lagi, tertawa lagi, hingga cinta juga muncul kembali. Tentang pasangan hidupmu. Kamu berharap bisa berbagi kasih lagi disana. Menyatakan lagi terima kasih, permohonan maaf dan cinta yang sebenar-benarnya. Sebab masih ada cinta pada definisi lain yang tidak kamu ungkapkan karena dengan bahasa kenyataan saja yang mau kamu isyaratkan padanya. Yakni saat sudah berada di sana saja menyatakannya dengan bahasa kalbumu, bahwa disini, syurga, adalah seindah-indahnya tempat cinta berpadu. Hingga cinta tidak akan lagi menemukan jemu. Sebab kamu diridhoi dan dipersaksikan Tuhanmu, Allah.
Di penghujung doa, kamu lirih, semoga rindu ini menuntun tanganmu sampai pada apa yang kamu rindukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia (Insan) Sebagai Objek Kaderisasi

Ketuban Pecah Dini Tak Harus Berakhir Operasi Caesar

Konsep Dasar Akuntansi