Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Mari Bangun "Narasi" Bersama (dedicated for IsEF)

Gambar
Wahai Pemuda! Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadaNya, Ikhlas dalam berjuang di jalanNya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini yakni iman, ikhlas, semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah panji-panjinya. Beranjak dari sini, sesungguhnya banyak kewajiban-kewajiban kalian, besar tanggung jawab kalian, semakin berlipat hak-hak umat yang harus kalian tunaikan dan semakin berat amanat yan...

Kebijakan "Bijak" Membangun Ekonomi

Gambar
Di tengah suasana ekonomi yang cenderung menunjukkan instabilitas selalu saja ada langkah – langkah recovery yang justru selalu berujung pada semakin besarnya instabilitas itu. Atau jika tidak, langkah itu hampir tidak mampu meng-cover ‘kerusakan ekonomi’ yang disebabkan oleh apapun ia bermula. Selalu saja banyak persoalan baru yang ditimbulkan dari kebijakan ekonomi yang menurut teorinya mampu mengantisipasi dan menanggulangi instablitas ekonomi, tetapi ternyata penyederhanaan menjadi sebuah teori benar-benar menyederhanakan dampak negatif yang ditimbulkan. Sejak aktivitas ekonomi ini ‘mendeklarasikan’ untuk diliberalisasi, sejak itulah bermunculan berbagai kepongahan para pengambil kebijakan dan ketidakberdayaan ‘penikmat kebijakan’ yang dengan sangat terpaksa menikmatinya. Bukan karena tidak mau melawan, tetapi karena perlawanan selalu berujung di kurungan. Ada hulu yang jadi sebab mengapa liberalisasi ekonomi ini diberlakukan. Tentu bukan dimaksudkan untuk mengarahkan telunj...

Kemauan Kolektif yang Besar

Gambar
Sejenak aku merenung tentang organisasi yang saat ini aku bergabung di dalamnya. Karena tidak sampai hitungan bulan, masa amanah itu kan berakhir untuk kemudian melanjutkan kembali apa yang menjadi kewajiban kami di dalamnya untuk meng'eksekusi' semua rencana-rencana praktis dakwah kampus. Ada kekhawatiran yang begitu kuat menjelang datangnya hari bersejarah itu. Hari dimana tuntutan peran yang lebih besar menjadi keharusan untuk dipikul. Menjadi kewajiban untuk dilaksanakan. Dan boleh jadi kesiapan yang semestinya besar ternyata belum kunjung kunjung digenggam. Kekhawatiran itu ialah pada kemauan kolektif kita yang cacat. Yang akan jadi sebab semua rencana-rencana besar tidak mungkin dieksekusi secara mulus. Sekalipun ada, maka rapuh 'kebesarannya'. Seolah besar namun kerdil di dalam. Menjadi organisasi besar kadang tidak terlalu dibutuhkan. Sebab punggawa-punggawa islam pada dasarnya umat yang satu. Keinginan-keinginan dalam membesar-besarkan organisasi bukan keputusa...

Menata Ekonomi Baru

Gambar
Mengamati perjalanan pembangunan yang dilakukan banyak negara di dunia hampir selalu menimbulkan decak kekaguman bagi siapapun yang betul-betul memperhatikannyanya dari sisi kemegahan keduniaan. Pembangunan ekonomi yang dielu-elukan sontak membuat setiap pandangan hidup manusia ekonomi mengarah pada pemenuhan materi kekayaan dan kepuasan (utilitas) atas keinginan-keinginan yang timbul bersama hasrat dari dalam dirinya. Kemegahan mercusuar dan kemegahan imperium ekonomi ini lahir dari rahim pembangunan ekonomi yang dengan yakin mampu membawa pada kemakmuran kolektif sebagaimana normatifnya tujuan ekonomi. Hidup menjadi modern dengan beragam teknologi, pesatnya ilmu pengetahuan, kebebasan sosial-politik dan kesetaraan hak kemanusiaan. Itu semua adalah produk-produk yang secara langsung ditelurkan ilmu ekonomi yang telah membuktikan ke-ekonomian-nya . Bersama kemegahan dan kedigdayaan ekonomi sekarang (konvensional) ternyata juga masih menyisakan ‘kemegahan’ istana-istana gubuk di...