Kerangka Konseptual Akuntansi


Kerangka konseptual akuntansi adalah sebagai gambaran umum dari struktur ilmu akuntansi. Dengannya dapat dilihat di mana letak masing-masing elemen-elemen dasar akuntansi. Dari postulat akuntansi hingga standar akuntansi yang dipraktikkan pada entitas atau perusahaan. Hal ini menjadi penting untuk menilai suatu konsep dasar akuntansi mendasari konsepnya berdasarkan elemen apa dalam ilmu akuntansi.
Kerangka konseptual diistilahkan oleh Suwardjono sebagai rerangka konseptual. Sering disebut pula sebagai “seperangkat prinsip umum ( a set of broad principles), seperangkat doktrin (a body of doctrine), atau suatu struktur konsep-konsep yang terpadu atau saling (a structure or scheme of interrelated ideas),” (Suwardjono, 2005, hlm.112). Dapat disebut pula sebagai konsep-konsep terpilih yang didokumentasikan secara resmi yang melandasi ilmu akuntansi.
Menurut Financial Accounting Standard Board (2001) sebagaimana yang dikutip Suwardjono (2005), kerangka konseptual (conceptual framework) adalah:
A coherent system of interrelated objectives and fundamentals that can lead to consistent standard and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and financial statements. It is expected to serve the public interest by providing structure and direction to financial accounting and reporting to facilitate the provision of evenhanded financial and related information that is useful in assisting capital and other markets to function efficiently in allocating scarce resources in the economy. (hlm 112)
               
Dapat tergambarkan bahwa kerangka konseptual dalam akuntansi merupakan objektif yang saling terhubung satu sama lain yang menciptakan suatu sistem yang koheren dapat melandasi penentuan standar akuntansi yang konsisten. Di antara fungsinya ialah di mana laporan keuangan yang disajikan dapat berfungsi sebagai informasi alokasi atas kelangkaan sumber daya di dalam ekonomi.
 Urgensi adanya kerangka konseptual dalam akuntansi ialah karena karakteristik akuntansi itu sendiri yang lebih tepat dianggap sebagai alat atau teknologi. Di antara urgensinya adalah perlunya akuntansi mempertimbangkan realitas ekonomi suatu negara di mana sistem ekonomi tertentu dianut. Selain itu pula sangat tergantung dengan kebutuhan yang menjadikannya unik tiap masing-masing negara. Seperti misalnya regulasi pemerintah suatu negara, kebijakan ekonomi dan kebijakan pajak.
Solomons (1986) yang dikutip oleh Suwardjono (2005) menyatakan A board or committee setting standards without a conceptual framework is like a legislature making laws without a constitution to protect citizens from arbitrary acts of government,” (hlm.113). Dewan akuntansi atau komite yang menyusun standar tanpa adanya kerangka konseptual seperti badan legislatif yang membuat hukum tanpa adanya konstitusi untuk memproteksi warganya dari aksi kesewenangan suatu pemerintahan.

1. Kerangka Konseptual Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS).
Kerangka konseptual ini diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) pada September 2010 yang menggantikan Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements. Kerangka konseptual menurut IASB dalam IFRS terdapat beberapa hal diantaranya:
a.       Objective of general purpose financial
b.      The reporting entity
c.       Qualitative characteristics of useful financial information
1.      Fundamental qualitative characteristics
Relevance, materiality, faithful representation, and applying the fundamental qualitative characteristics.
2.      Enhancing qualitative characteristic
Comparability, verifiability, timeliness, understandability, and applying the enhancing characteristics.
d.      The framework (1989): the remaining text
1.      Underlying assumption
2.      The elements of financial statements
3.      Recognition of the elements of financial statements
4.      Measurement of the elements of financial statements
5.      Concepts of capital and capital maintenance

Secara hierarkis kerangka dasar konseptual akuntansi menurut IFRS digambarkan pada gambar berikut:
Gambar 2.1: IFRS Conceptual Framework



2. Kerangka Konseptual Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Kerangka konseptual ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Struktur kerangka konseptual dalam PSAK terdiri dari:
a.       Tujuan Laporan Keuangan
b.      Asumsi Dasar
Terdiri dari dasar akrual dan kelangsungan usaha.
c.       Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan, penyajian jujur, substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, kendala informasi yang relevan dan andal, tepat waktu, keseimbangan antara biaya dan manfaat, keseimbangan diantara karakteristik kualitatif, penyajian wajar.
d.      Unsur Laporan Keuangan
e.       Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
f.        Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
g.      Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
Dalam kerangka konseptual menurut IASB dalam IFRS dengan IAI dalam PSAK terdapat persamaan yang sangat signifikan. Di mana dilihat dari susunan kerangka konseptual diantara keduanya tersusun sama. Dengan demikian, IAI dalam hal ini mengadopsi kerangka konseptual yang diterbitkan oleh IASB dan dijadikan secara resmi sebagai pedoman dasar standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Berarti secara eksplisit, asumsi dasar dalam akuntansi menurut PSAK dan IFRS tersebut terletak pada konsep yang cukup mendasar yang merupakan turunan (derivasi) dari postulat akuntansi berkaitan dengan informasi keuangan yang berguna bagi pengambil keputusan. Dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu beberapa postulat akuntansi yang berkaitan dengan tujuan laporan keuangan dalam dalam perspektif ilmu akuntansi. Agar bisa dinilai atas dasar postulat mana dasar akrual tersebut muncul sebagai konsep dasar ilmu akuntansi.

_____________

Sumber: Erwin Setiawan, 2012, "Analisis Relevansi Dasar Akrual Dalam Penyajian Laporan Keuangan Syariah(Studi Pendapat Para Ahli Akuntansi Syariah)"
foto: kumparan.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia (Insan) Sebagai Objek Kaderisasi

Ketuban Pecah Dini Tak Harus Berakhir Operasi Caesar

Konsep Dasar Akuntansi