Beda Antara Perlu Dan Cinta

Agama kita (Islam) memang melarang untuk mencintai dunia. Namun cintailah akhirat. Karena kelak kehidupan kita semua akan bermuara di sana. 

Tapi bagaimana mungkin kita hidup di dunia saat ini tidak boleh memperolehnya sedangkan untuk bertahan hidup saja memerlukan segala aspek duniawi? 

Masih ada mungkin diantara kita bahwa orang-orang yang bergelimang harta, dipandang cinta dunia. Tidak bijak rasanya jika pandangan tersebut masih dipertahankan. Kita tidak pernah tau betul-betul apa yang dilakukan orang lain, dan amalan-amalan kebaikan sejatinya hanya dirinya dan Tuhannya yang paling mengetahui. 

Kita memang dilarang mencintai dunia. Lalu sebaiknya bagaimana? mungkin itu pertanyaan kita selanjutnya. Ini juga pertanyaan saya dahulu. 

Tapi makin kesini, semakin paham. Bahwa kita memang tidak boleh mencintai dunia. Tapi perlu dunia. Memerlukan aspek duniawi untuk kepentingan akhirat kita. Untuk kepentingan agama kita. 

Pada syariat shalat saja. Bagaimana mungkin ibadah shalat dapat kita tegakkan, sedangkan kita memerlukan badan yang sehat dalam menjalankannya. Dan badan yang sehat dan bugar bukankah memerlukan asupan makanan? dan darimana makanan itu diperoleh? 

bukankah dengan harta kita memperolehnya? maka bekerja atau berusaha adalah suatu perkara yang niscaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan makan kita itu.

Begitu pula pada syariat puasa. 

Pada syariat zakat misalnya. Bukankah kewajiban megeluarkan zakat bisa dilakukan dengan syarat memiliki hartanya terlebih dahulu? 

Dan lagi, bukankah semakin banyak nilai zakat kita, kita berharap dalam pandangan Allah, Allah ganjar kita dengan pahala yang semakin banyak dan berlipat ganda?

Maka, darimana zakat itu bisa dikeluarkan dalam nilai yang besar? bukankah dari pengahasilan yang besar pula? 

dan seterusnya. 

Maka saya berkesimpulan, bahwa apa saja yang menjadi jalan untuk mewujudkan perkara yang sifatnya wajib, maka wajib pula sesuatu itu untuk dikerjakan atau dilakukan. 

Dan saya saat ini, beranggapan bahwa kita memerlukan dunia, untuk mencintai akhirat kita.

Pilihan kata "Perlu" bagi pemenuhan aspek dunia, maka ukurannya menjadi fleksibel bagi masing-masing orang. Sehingga ukurannya menjadi sejauh mana ia berorientasi terhadap kepentingan akhiratnya, maka sejauh itulah ia memerlukan dunia. 

Memilih kata "Perlu" bagi dunia juga menjadi batasan dalam mengupayakannya. Sebab kalau cinta, ketika meraihnya bisa saja terlampau eksploitatif dan menghalalkan segala cara. Terlebih lagi ketika kehilangan. Akan berefek pada kekecewaan yang berlebihan dan tidak berkesudahan. 

Sebab bahasa cinta umumnya, adalah suasana jiwa yang kita bisa saja mengorbankan apa saja demi apa yang kita cintai itu. 

Dan masyaAllahnya maka, Islam mengajarkan dan mengarahkan untuk tidak mencintai apa saja yang diberkan di dunia. Sebab ianya tidaklah abadi. Sedang Allah dan akhiratlah yang abadi. Sehingga lebih patutlah untuk dicintai secara mutlak. 

Maka, beda antara perlu dan cinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketuban Pecah Dini Tak Harus Berakhir Operasi Caesar

Konsep Dasar Akuntansi