Imbas "Shutdown" Pemerintah Amerika Serikat
Kemarin, Selasa 1 Oktober 2013, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan kebijakan penutupan layanan pemerintahan (shutdown) lantaran terjadinya kebuntuan untuk menyepakati anggaran rutin pemerintah pada Kongres yang terdiri dari Senat dan DPR/Parlemen Amerika. Hingga tenggat berakhir Senin (30/9) pukul 23.00 waktu Washington atau kemarin siang, Selasa (1/10), pukul 11.00 WIB, Kongres belum menghasilkan kesepakatan.
Buntunya kesepakatan kongres untuk menetapkan anggaran rutin pemerintah Amerika Serikat itu berdampak pada tidak dapat bekerjanya seperti biasa dan hal ini termasuk momok bagi pemerintahan Presiden Barrack Obama yang berusaha mencegah terjadinya Shutdown, yang sebelumnya terjadi 17 tahun lalu. Kebuntuan pada kongres tersebut dipicu oleh penolakan oleh Partai Demokrat (Partai pendukung pemerintah Obama) atas usulan anggaran belanja versi DPR AS yang memang dikuasai oleh Partai Rebulik. DPR membalas penolakan tersebut dengan melakukan upaya menggagalkan UU Asuransi Kesehatan yang diinisiasi oleh Obama, dimana yang popular dengan Obamacare.
Terjadinya shutdown oleh pemerintah AS ini ditengarai memberikan dampak bagi perekonomian global. Beberapa sektor sudah mulai tampak imbasnya setidaknya dalam satu hari ini setelah kebijakan shutdown yang dilakukan oleh pemerintah AS. Tercatat harga minyak turun, karena kekhawatiran situasi ini yang terkahir terjadi pada 17 tahun yang lalu. Harga minyak mentah WTI pengiriman November turun 29 sen menjadi US$ 102,04 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 3 Juli (Kontan, 2 Oktober 2013). Harga minyak berjangka turun 0.3% setelah terjadi kebuntuan kongres AS. American Petroleum Institute merilis naiknya pasokan minyak AS menjadi 4.55 juta barrel pada pekan lalu. Kemudian, harga minyak Brent November turun 43 sen atau turun 0.4% menjadi US$ 107.94 per barel pada bursa ICE Futures Europe di London.
Di Singapura, harga kedelai turun atas kebijakan pemerintah AS melakukan pemberhentian sementara operasional pemerintahan. Harga kedelai pengiriman November turun 0,8% atau melemah US$ 13,09 per bushel di Chicago Board of Trade. harga kedelai diperdagangkan pada US$ 13,1075 pada pukul 11:29 Waktu Singapura .